Jakarta – Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mendorong optimalisasi pemanfaatan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan (IK-CEPA), khususnya di sektor perdagangan barang. Upaya optimalisasi ini dilakukan melalui sosialisasi bersama yang lebih intensif, mengingat IK-CEPA telah berlaku efektif sejak 1 Januari 2023.
“Indonesia berkomitmen meningkatkan sosialisasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan IK-CEPA di sektor perdagangan barang. Pemanfaatan yang optimal diharapkan dapat memperkuat kinerja perdagangan kedua negara,” ujar Budi dalam keterangan tertulis, Jumat (15/11/2024).
Pernyataan Budi disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Korea Selatan, Inkyo Cheong, pada Rabu, (13/11) di Lima, Peru, dalam rangka APEC Economic Leaders’ Week (AELW) 2024. Budi menambahkan bahwa Indonesia dan Korea Selatan telah menerapkan Sistem Pertukaran Data Elektronik untuk Dokumen Asal (Electronic Origin Data Exchange System/EODES) sejak Maret 2024 untuk mendukung tarif preferensi IK-CEPA.
Implementasi EODES diharapkan akan memudahkan pemanfaatan IK-CEPA dan meningkatkan perdagangan kedua negara. Dalam pertemuan bilateral tersebut, Budi juga membahas rencana pelaksanaan Pertemuan Komite Bersama (JCM) IK-CEPA dan Joint Committee on Economic Cooperation (JCEC) Indonesia-Korea Selatan, serta Dialog Think-Tank ASEAN-Korea Selatan.
Budi menegaskan dukungannya terhadap rencana Pertemuan Ketiga JCEC yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta, Desember 2024. “Saya mendukung rencana Pertemuan Ketiga JCEC Indonesia-Korea Selatan di Jakarta. Pertemuan ini akan meninjau perkembangan kerja sama ekonomi antara kedua negara,” jelas Budi.
Sebelumnya, pertemuan pertama JCEC telah diselenggarakan di Jakarta pada 22 Januari 2022 dan pertemuan kedua berlangsung di Seoul pada 24 Juli 2023. Terkait usulan Korea Selatan untuk membentuk ASEAN-ROK Think-Tank Dialogue, Budi menyatakan bahwa Indonesia dan negara ASEAN lainnya menyambut baik inisiatif tersebut.
“Indonesia berharap ASEAN dan Korea Selatan dapat menetapkan pejabat senior ekonomi untuk menyusun langkah-langkah tindak lanjut dalam implementasi proposal ini, termasuk menentukan tema yang menjadi kepentingan bersama,” kata Budi.
Korea Selatan juga telah meminta dukungan Indonesia sebagai tuan rumah APEC 2025 dan berencana melakukan diseminasi IK-CEPA pada tahun itu.
Gambaran Perdagangan Indonesia-Korea Selatan
Total perdagangan Indonesia dan Korea Selatan dalam lima tahun terakhir (2019-2023) tumbuh sebesar 12,51 persen. Pada periode Januari-September 2024, total perdagangan kedua negara mencapai USD 15,14 miliar dengan ekspor Indonesia sebesar USD 8,17 miliar dan impor dari Korea Selatan sebesar USD 6,97 miliar.
Pada 2023, total perdagangan mencapai USD 20,83 miliar, dengan ekspor Indonesia sebesar USD 10,30 miliar dan impor sebesar USD 10,53 miliar. Korea Selatan menjadi tujuan ekspor kedelapan dan negara asal impor keenam bagi Indonesia. Ekspor utama Indonesia ke Korea Selatan meliputi batu bara, gas alam, bijih tembaga, LCD dan LED, serta amonia. Sementara, impor utama dari Korea Selatan meliputi bahan bakar diesel otomotif, komponen sirkuit elektronik terpadu, station wagon dan mobil sport, penggerak motor, serta prosesor sirkuit elektronik terpadu.
Investasi Korea Selatan di Indonesia pada 2023 tercatat sebesar USD 2,5 miliar, meningkat 10,66 persen dibandingkan tahun 2022. Dalam kegiatan ini, Mendag didampingi oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono.