Bahlil Lahadalia, yang baru saja menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Ketua Umum Partai Golkar untuk periode 2024-2029, tengah menghadapi berbagai tantangan strategis di sektor energi dan politik. Di tengah upayanya meningkatkan kinerja lifting minyak nasional, Bahlil mengakui bahwa target produksi minyak sebesar 600 ribu barel per hari tidak akan tercapai tahun ini. Faktor utama yang memengaruhi pencapaian ini adalah banyaknya sumur tua yang tidak aktif, meskipun sejumlah 5.000 sumur masih memungkinkan untuk dioptimalkan. Untuk mengatasi hal ini, Bahlil berencana mereaktivasi sumur-sumur lama sebagai upaya efisiensi tanpa harus melakukan eksplorasi baru, yang membutuhkan biaya dan waktu yang signifikan. Ia juga mengisyaratkan kemungkinan membuka peluang bagi perusahaan swasta untuk mengelola sumur-sumur ini jika kontraktor saat ini tidak mampu.
Selain perannya di sektor energi, Bahlil juga memiliki misi besar di bidang politik. Sebagai Ketua Umum Partai Golkar, ia berkomitmen untuk mengembangkan Golkar dengan mengutamakan kaderisasi di daerah. Dengan kepemimpinannya, Bahlil berharap dapat menyegarkan Golkar dengan memberi kesempatan pada kader muda di seluruh daerah agar lebih aktif berkontribusi di level nasional. Peran ganda ini menjadi tantangan yang menarik, terutama dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan nasional di sektor energi dan pembangunan internal partai untuk menghadapi berbagai agenda politik.
Langkah-langkah strategis yang diambil Bahlil dalam bidang energi dan politik akan menjadi sorotan penting dalam perjalanannya di tahun-tahun mendatang.