Jakarta – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan komitmen pemerintah untuk menangani persoalan stunting dengan serius. Wihaji menekankan pentingnya setiap anak yang lahir mendapatkan hak untuk hidup sehat. Hal ini disampaikan dalam acara Refleksi Akhir Tahun di kantor Kemendukbangga, Jakarta Timur, Selasa (31/12/2024). Menurut Wihaji, prevalensi stunting di Indonesia cukup tinggi, di mana satu dari lima anak balita mengalami kondisi ini.

Wihaji menekankan pentingnya keadilan dan masa depan anak-anak. “Tidak ada anak yang ingin lahir dalam kondisi stunting. Kita harus memperhatikan mereka karena suatu saat mereka bisa menjadi pemimpin, seperti kepala redaksi atau bahkan presiden,” katanya.

Dia menambahkan bahwa menyelamatkan satu anak dari stunting merupakan tanggung jawab penting. “Ini bukan soal jumlah, tetapi menyelamatkan satu anak merupakan bagian dari kewajiban kita untuk memberikan hak hidup sehat.”

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) adalah kementerian baru yang fokus pada dua isu utama: pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga. Menurut Wihaji, investasi pada sumber daya manusia melalui keluarga dan kependudukan adalah investasi besar bagi negara. “Kualitas SDM yang baik adalah kekuatan utama sebuah negara,” ujarnya.

Wihaji juga mencontohkan bagaimana data yang dimiliki Kemendukbangga dapat menjadi dasar dalam pengembangan sumber daya manusia. Dengan data kelahiran yang ada, kementerian bisa memprediksi kebutuhan fasilitas pendidikan dan lapangan pekerjaan di masa depan. “Kita bisa menghitung kebutuhan sekolah SD, SMP, SMA, dan pekerjaan serta perguruan tinggi yang dibutuhkan di masa mendatang,” jelas Wihaji.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *